ANDA pernah merasa marah baget ketika ada orang yang marahin anda tanpa sebab? Ato pacar akan marah tanpa sebab terus minta putus? Pastinya anda akan emosi banget.
Di saat-saat penuh amarah seperti itu, perlu beberapa upaya untuk mengatasi amarah tersebut agar tidak menimbulkan pertengkaran ato bahkan permusuhan.
Ada beberapa tips yang mungkin bisa anda terapkan untuk menanggulangi marah/emosi tersebut:
1. PERGI
Kalo emosi udah melesut sampe ke ubun-ubun, yang paling gampang adalah menjauhkan diri sejenak dari situasi yang bikin emosi tersebut. Biasanya “ATMOSFER” yang berbeda bisa sedikit membawa ketenangan.
2. ALIHKAN PERHATIAN
Kalimat ini pasti udah sering kita denger dari jaman TK. Dulu, kalo kita lagi ngambek, guru biasanya langsung memindahkan perhatian dari satu aktivitas yang nggak kita disenangi ke aktivitas lainnya.
Ups, ternyata trik ini masih jitu sampe sekarang, lho! Saat emosi naik, lalu kita melakukan sesuatu yang kita senangi (main game misalnya), tanpa terasa emosi akan menurun dengan sendirinya.
3. JANGAN TERIAK
Teriak menunjukkan kita nggak bisa mengontrol diri. Dan, teriak akan memancing kita untuk bertindak lebih ekstrem lagi. Memaki-maki misalnya. Makanya, ditahan aja. OK
4. HINDARI SENTUHAN FISIK
Kalo kita dalam kondisi emosi stabil, sentuhan fisik mungkin bisa mendatangkan perasaan seneng. Tapi kalo dalam kondisi kesel, sentuhan fisik bisa berubah jadi marah (bogem, melempar, dan kekerasan fisik lainnya). So, kalo rasanya tangan/kaki udah “GATEL” mending diajak jalan-jalan aja. Mondar-mandir di halaman rumah, ato pergi ke mal, atooo....
5. TANYA DIRI SENDIRI
Ketika seseorang ato sesuatu bikin agan marah, coba tanya pada diri sendiri, "Apa perlu aku jadi suntuk sendiri dan buang-buang energi lebih banyak lagi buat ini?" Kalo jawaban, “TIDAK!”, berarti agan pinter. Tapi kalo jawaban, "Ya", kayaknya agan musti ngulang dari step pertama lagi deh...
Jumat, 09 Desember 2011
pelaksanaan UN dengan beberapa perubahan
Perdebatan mengenai penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) 2012 telah berakhir. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Mohammad Nuh mengumumkan secara resmi bahwa pelaksanaan UN tahun ajaran 2011/2012 ditetapkan pada 16-19 April 2012 untuk tingkat sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat.
“Tak ada lagi perdebatan soal UN perlu atau tidak. UN akan tetap dilaksanakan, tetapi dengan beberapa perubahan dalam mekanisme pelaksanaanya agar lebih baik,” kata Mendikbud Mohammad Nuh kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (30/11).
Ditambahkan, untuk pelaksanaan UN tingkat sekolah menengah pertama (SMP) ditetapkan pada 23-26 April 2012. Dan UN tingkat SD akan digelar paling akhir yaitu pada 7-9 Mei 2012. Hasil UN tingkat SMA/MA dan SMK akan diumumkan pada 24 Mei 2012. Tingkat SMP/MTs, SMPLB dan SMALB pada 2 Juni 2012. Sedangkan untuk pengumuman kelulusan UN tingkat SD menjadi kewenangan setiap provinsi.
Nuh menjelaskan, ada empat hal penting sebagai fokus utama agar pelaksanaan UN dapat berjalan dengan baik dan kredibel. Pertama, menjaga keamanan dan kerahasiaan naskah soal UN agar tidak bocor. Seperti tahun sebelumnya, naskah soal dibuat dalam 5 naskah soal yang berbeda-beda. Selain itu, akan dibuat kode rahasia di masing-masing soal yang menjelaskan nama percetakan dan kode wilayahnya.
“Bentuknya seperti barcode yang berisi data masing-masing percetakan. Sehingga jika naskah itu bocor bisa ketahuan dari percetakan mana,” ujarnya.
Kedua, pihaknya harus mengupayakan agar tepat waktu, baik dari sisi distribusi soal, ketepatan jumlah naskah dan ketepatan naskah yang akan diujikan.
Ketiga, kata Nuh, jaminan kelancaran pada saat pelaksanaannya. Para pengawas harus menjalankan tugasnya dengan baik sehingga terjadi proses ujian yang murni. Tak ada lagi guru yang memberi jawaban kepada para siswanya seperti terjadi pada tahun lalu.
Dan yang terakhir, dijelaskan Nuh, meningkatkan sistem evaluasinya. Karena proporsi kelulusan UN menggunakan 60 berbanding 40, maka harus dipastikan nilai sekolah benar-benar murni hasil dari siswa yang bersangkutan.
“Jika keempat dasar itu dilaksanakan maka UN akan berjalan lebih baik. Karena kelulusan UN tetap ditentukan oleh satuan pendidikan yang didasarkan atas hasil ujian sekolah, kelakuan anak baik, dan hasil UN,” ucap Nuh menandaskan.
Pada kesempatan yang sama Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Khairil Anwar Notodisaputro menjelaskan, pemberian kisi-kisi soal UN 2012 akan diberikan ke sekolah pada akhir tahun 2011 ini. Hal itu dilakukan untuk membantu sekolah dan para siswa lebih siap menghadapi UN tahun depan.
Sumber : Suara Karya
“Tak ada lagi perdebatan soal UN perlu atau tidak. UN akan tetap dilaksanakan, tetapi dengan beberapa perubahan dalam mekanisme pelaksanaanya agar lebih baik,” kata Mendikbud Mohammad Nuh kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (30/11).
Ditambahkan, untuk pelaksanaan UN tingkat sekolah menengah pertama (SMP) ditetapkan pada 23-26 April 2012. Dan UN tingkat SD akan digelar paling akhir yaitu pada 7-9 Mei 2012. Hasil UN tingkat SMA/MA dan SMK akan diumumkan pada 24 Mei 2012. Tingkat SMP/MTs, SMPLB dan SMALB pada 2 Juni 2012. Sedangkan untuk pengumuman kelulusan UN tingkat SD menjadi kewenangan setiap provinsi.
Nuh menjelaskan, ada empat hal penting sebagai fokus utama agar pelaksanaan UN dapat berjalan dengan baik dan kredibel. Pertama, menjaga keamanan dan kerahasiaan naskah soal UN agar tidak bocor. Seperti tahun sebelumnya, naskah soal dibuat dalam 5 naskah soal yang berbeda-beda. Selain itu, akan dibuat kode rahasia di masing-masing soal yang menjelaskan nama percetakan dan kode wilayahnya.
“Bentuknya seperti barcode yang berisi data masing-masing percetakan. Sehingga jika naskah itu bocor bisa ketahuan dari percetakan mana,” ujarnya.
Kedua, pihaknya harus mengupayakan agar tepat waktu, baik dari sisi distribusi soal, ketepatan jumlah naskah dan ketepatan naskah yang akan diujikan.
Ketiga, kata Nuh, jaminan kelancaran pada saat pelaksanaannya. Para pengawas harus menjalankan tugasnya dengan baik sehingga terjadi proses ujian yang murni. Tak ada lagi guru yang memberi jawaban kepada para siswanya seperti terjadi pada tahun lalu.
Dan yang terakhir, dijelaskan Nuh, meningkatkan sistem evaluasinya. Karena proporsi kelulusan UN menggunakan 60 berbanding 40, maka harus dipastikan nilai sekolah benar-benar murni hasil dari siswa yang bersangkutan.
“Jika keempat dasar itu dilaksanakan maka UN akan berjalan lebih baik. Karena kelulusan UN tetap ditentukan oleh satuan pendidikan yang didasarkan atas hasil ujian sekolah, kelakuan anak baik, dan hasil UN,” ucap Nuh menandaskan.
Pada kesempatan yang sama Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Khairil Anwar Notodisaputro menjelaskan, pemberian kisi-kisi soal UN 2012 akan diberikan ke sekolah pada akhir tahun 2011 ini. Hal itu dilakukan untuk membantu sekolah dan para siswa lebih siap menghadapi UN tahun depan.
Sumber : Suara Karya
upaya mendekatkan diri kepada ALLAH SWT
Manusia merupakan makhluk Allah yang cepat atau lambat akan mati dan kembali kepada-Nya. Akan sangat bahagia, apabila di akhirat kelak bisa ditempatkan pada posisi yang dekat kepada Allah Swt. dengan berbagai kenikmatan yang belum pernah dirasakannya di
dunia ini. Agar kita menjadi hamba Allah yang dekat kepada-Nya dalam kehidupan di akhirat nanti, maka dalam kehidupan di dunia ini kita juga harus dekat kepada Allah. Itulah sebabnya di dalam Islam ada perintah kepada kita untuk melakukan apa yang disebut dengan “upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt.”, yang dalam bahasa agama dikenal dengan “Taqarrub ila Allah”. Sebenarnya Allah Swt. sendiri telah menyatakan bahwa Dia dekat kepada manusia, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah (2): 186:
وإذا سألك عبادى عنى فإنى قريب
“Dan Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu [wahai Muhammad] tentang Aku, maka [jawablah] bahwa Aku dekat”. Oleh karena Allah begitu dekat dengan manusia, maka apa pun yang dilakukan oleh manusia, Dia mengetahuinya. Bahkan, Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. Allah berfirman dalam QS. Al-Mujadalah (58): 7:
“Tidakkah kamu perhatikan bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada [pembicaraan antara] lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada [pula pembicaraan antara jumlah] yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka, di mana pun mereka berada. Kemudian, Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Meskipun Allah Swt. telah menyatakan bahwa Dia dekat dengan manusia, tetapi dalam hidup ini begitu banyak manusia yang merasa jauh dari Allah, sehingga tidak merasa diawasi oleh-Nya dan berani menyimpang dari jalan-Nya, serta melanggar ketentuan-ketentuan-Nya.
Agar manusia bisa dekat kepada-Nya, maka Allah mendidik manusia dengan sejumlah peribadatan, mulai dari wudhu, shalat, hingga haji. Semua itu mendidik manusia dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt. Di dalam shalat misalnya, tidak ada manusia yang berani mengurangi jumlah rakaatnya, atau malah tidak wudhu’ meskipun tidak ada orang yang mengontrolnya. Begitu juga saat puasa, tidak ada yang berani berbuka bukan pada waktunya, atau mengurangi jumlah bilangan thawaf dalam ibadah haji. Hal ini dilakukan karena manusia merasa tidak akan sah ibadah yang dilakukannya, padahal sah atau tidaknya hanya Allah yang tahu dan menentukannya. Dari sinilah manusia dididik untuk merasa diawasi oleh Allah Swt.
Paling tidak, ada tiga nilai penting atau pengaruh positif dari upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt, yaitu: Pertama, memiliki ketenangan dan ketenteraman jiwa. Sebab, dengan dekatnya seseorang kepada Allah, dia selalu merasa diawasi oleh Allah, sehingga dia tidak berani menyimpang dari jalan Allah. Dia juga menjadi yakin bahwa Allah pasti mengetahui segala masalah atau persoalan yang dihadapinya. Dan, kepada orang yang bertakwa kepada-Nya, Allah telah berjanji akan senantiasa memberikan pertolongan, baik dalam bentuk jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi, memberikan rezeki yang tak terduga, maupun kemudahan dalam menyelesaikan segala urusannya. Dengan janji ini, seseorang yang dekat kepada Allah tidak akan risau terhadap kesulitan yang dihadapi dan tidak akan bingung dalam melaksanakan tugas-tugas berat. Kedekatan ini juga membuat seseorang senantiasa membiasakan diri untuk berzikir kepada Allah Swt., sehingga dengan zikir itu hatinya menjadi tenang dan tenteram (QS. Ar-Ra’d [13]: 28).
Kedua, tidak akan berani menyimpang dari jalan dan ketentuan Allah. Karena dengan dekatnya seseorang kepada Allah, dia menyadari bahwa apapun yang dilakukannya di dunia pasti dalam pengawasan-Nya. Allah mengetahui sekecil apa pun perbuatannya. Apalagi, Allah selalu menempatkan malaikat yang menyertai dan mengawasi manusia guna mencatat segala amalnya, mulai dari niat, ucapan, hingga perbuatannya. Allah berfirman dalam QS. Qaf (50): 17-18:
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيْدٌ . مَا يَلْقِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ .
“[Yaitu] ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”.
Apa yang telah dicatat oleh malaikat dan diawasi oleh Allah atas perbuatan manusia, maka dia harus berani mempertanggungjawabkannya. Sehingga, manakala di dunia dia berbuat baik, maka kebahagiaan akan diperolehnya, dan bila dia berbuat buruk, maka kesengsaraan harus dirasakannya.
Ketiga, bertanggungjawab terhadap tegaknya nilai-nilai Islam. Perjuangan menegakkan ajaran Islam di muka bumi ini merupakan keharusan yang mesti ditunaikan oleh setiap manusia sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya masing-masing. Kedekatan diri kepada Allah akan membuat seseorang merasa terkontrol langsung oleh Allah. Sehingga, kalau perjuangan itu tidak dilaksanakan, membuatnya dinilai sebagai orang yang tidak konsekuen dengan keislamannya. Dari sinilah lahir sikap bertanggungjawab terhadap tegaknya nilai-nilai Islam, yang pada gilirannya membuat seseorang selalu berusaha dan berjuang dalam penegakkan ajaran Islam itu sendiri, meskipun hanya seorang diri. Karena itu, Allah menegaskan tentang perbedaaan antara orang yang berjihad dengan orang yang tidak berjihad dalam firman-Nya (QS. Al-Nisa’ [4]: 95):
“Tidaklah sama antara orang mukmin yang duduk [tidak turun berperang], yang tidak mempunyai uzur, dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka”.
Dengan demikian, menjadi sangat jelas bagi kita bahwa mendekatkan diri kepada Allah Swt. merupakan sesuatu yang amat penting dalam kehidupan masyarakat muslim. Sebab, tanpa itu, tidak mungkin akan terjadi kehidupan yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu, hendaklah segenap manifestasi aktifitas kita, baik dalam ibadah ritual (mahdah) maupun sosial (mu’amalah), ditujukan dalam rangka “mendidik diri kita untuk selalu dekat kepada Allah Swt.”, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-An’am (6): 163:
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup, dan matiku hanyalah untuk [pengabdian dan kedekatan diriku dengan] Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya. Dan, demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”.
Dengan senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt, maka dengan sendirinya Allah pun akan mendekati kita. Kalau Allah sudah dekat dengan kita, maka kita pun akan merasa aman dan tenteram dalam kehidupan kita. Beribadahpun kita menjadi sangat nikmat. Tidak ada rasa malas, apalagi mau menyimpang dari ajaran agama Allah, karena dengan sendirinya Allah membantu kita untuk tidak menjadi orang-orang malas. Selain itu, Allah jualah yang akan menjaga hati kita dalam beribadah. Semoga kita semua menjadi bagian dari mereka yang memperoleh kesempatan sebagai hamba yang senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya. Baraka Allahu li wa lakum, Amin ya Rabb al-‘Alamin.
dunia ini. Agar kita menjadi hamba Allah yang dekat kepada-Nya dalam kehidupan di akhirat nanti, maka dalam kehidupan di dunia ini kita juga harus dekat kepada Allah. Itulah sebabnya di dalam Islam ada perintah kepada kita untuk melakukan apa yang disebut dengan “upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt.”, yang dalam bahasa agama dikenal dengan “Taqarrub ila Allah”. Sebenarnya Allah Swt. sendiri telah menyatakan bahwa Dia dekat kepada manusia, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah (2): 186:
وإذا سألك عبادى عنى فإنى قريب
“Dan Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu [wahai Muhammad] tentang Aku, maka [jawablah] bahwa Aku dekat”. Oleh karena Allah begitu dekat dengan manusia, maka apa pun yang dilakukan oleh manusia, Dia mengetahuinya. Bahkan, Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. Allah berfirman dalam QS. Al-Mujadalah (58): 7:
“Tidakkah kamu perhatikan bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada [pembicaraan antara] lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada [pula pembicaraan antara jumlah] yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka, di mana pun mereka berada. Kemudian, Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Meskipun Allah Swt. telah menyatakan bahwa Dia dekat dengan manusia, tetapi dalam hidup ini begitu banyak manusia yang merasa jauh dari Allah, sehingga tidak merasa diawasi oleh-Nya dan berani menyimpang dari jalan-Nya, serta melanggar ketentuan-ketentuan-Nya.
Agar manusia bisa dekat kepada-Nya, maka Allah mendidik manusia dengan sejumlah peribadatan, mulai dari wudhu, shalat, hingga haji. Semua itu mendidik manusia dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt. Di dalam shalat misalnya, tidak ada manusia yang berani mengurangi jumlah rakaatnya, atau malah tidak wudhu’ meskipun tidak ada orang yang mengontrolnya. Begitu juga saat puasa, tidak ada yang berani berbuka bukan pada waktunya, atau mengurangi jumlah bilangan thawaf dalam ibadah haji. Hal ini dilakukan karena manusia merasa tidak akan sah ibadah yang dilakukannya, padahal sah atau tidaknya hanya Allah yang tahu dan menentukannya. Dari sinilah manusia dididik untuk merasa diawasi oleh Allah Swt.
Paling tidak, ada tiga nilai penting atau pengaruh positif dari upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt, yaitu: Pertama, memiliki ketenangan dan ketenteraman jiwa. Sebab, dengan dekatnya seseorang kepada Allah, dia selalu merasa diawasi oleh Allah, sehingga dia tidak berani menyimpang dari jalan Allah. Dia juga menjadi yakin bahwa Allah pasti mengetahui segala masalah atau persoalan yang dihadapinya. Dan, kepada orang yang bertakwa kepada-Nya, Allah telah berjanji akan senantiasa memberikan pertolongan, baik dalam bentuk jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi, memberikan rezeki yang tak terduga, maupun kemudahan dalam menyelesaikan segala urusannya. Dengan janji ini, seseorang yang dekat kepada Allah tidak akan risau terhadap kesulitan yang dihadapi dan tidak akan bingung dalam melaksanakan tugas-tugas berat. Kedekatan ini juga membuat seseorang senantiasa membiasakan diri untuk berzikir kepada Allah Swt., sehingga dengan zikir itu hatinya menjadi tenang dan tenteram (QS. Ar-Ra’d [13]: 28).
Kedua, tidak akan berani menyimpang dari jalan dan ketentuan Allah. Karena dengan dekatnya seseorang kepada Allah, dia menyadari bahwa apapun yang dilakukannya di dunia pasti dalam pengawasan-Nya. Allah mengetahui sekecil apa pun perbuatannya. Apalagi, Allah selalu menempatkan malaikat yang menyertai dan mengawasi manusia guna mencatat segala amalnya, mulai dari niat, ucapan, hingga perbuatannya. Allah berfirman dalam QS. Qaf (50): 17-18:
إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِيْنِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيْدٌ . مَا يَلْقِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ .
“[Yaitu] ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”.
Apa yang telah dicatat oleh malaikat dan diawasi oleh Allah atas perbuatan manusia, maka dia harus berani mempertanggungjawabkannya. Sehingga, manakala di dunia dia berbuat baik, maka kebahagiaan akan diperolehnya, dan bila dia berbuat buruk, maka kesengsaraan harus dirasakannya.
Ketiga, bertanggungjawab terhadap tegaknya nilai-nilai Islam. Perjuangan menegakkan ajaran Islam di muka bumi ini merupakan keharusan yang mesti ditunaikan oleh setiap manusia sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya masing-masing. Kedekatan diri kepada Allah akan membuat seseorang merasa terkontrol langsung oleh Allah. Sehingga, kalau perjuangan itu tidak dilaksanakan, membuatnya dinilai sebagai orang yang tidak konsekuen dengan keislamannya. Dari sinilah lahir sikap bertanggungjawab terhadap tegaknya nilai-nilai Islam, yang pada gilirannya membuat seseorang selalu berusaha dan berjuang dalam penegakkan ajaran Islam itu sendiri, meskipun hanya seorang diri. Karena itu, Allah menegaskan tentang perbedaaan antara orang yang berjihad dengan orang yang tidak berjihad dalam firman-Nya (QS. Al-Nisa’ [4]: 95):
“Tidaklah sama antara orang mukmin yang duduk [tidak turun berperang], yang tidak mempunyai uzur, dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka”.
Dengan demikian, menjadi sangat jelas bagi kita bahwa mendekatkan diri kepada Allah Swt. merupakan sesuatu yang amat penting dalam kehidupan masyarakat muslim. Sebab, tanpa itu, tidak mungkin akan terjadi kehidupan yang sebaik-baiknya. Oleh karena itu, hendaklah segenap manifestasi aktifitas kita, baik dalam ibadah ritual (mahdah) maupun sosial (mu’amalah), ditujukan dalam rangka “mendidik diri kita untuk selalu dekat kepada Allah Swt.”, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-An’am (6): 163:
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup, dan matiku hanyalah untuk [pengabdian dan kedekatan diriku dengan] Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya. Dan, demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”.
Dengan senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt, maka dengan sendirinya Allah pun akan mendekati kita. Kalau Allah sudah dekat dengan kita, maka kita pun akan merasa aman dan tenteram dalam kehidupan kita. Beribadahpun kita menjadi sangat nikmat. Tidak ada rasa malas, apalagi mau menyimpang dari ajaran agama Allah, karena dengan sendirinya Allah membantu kita untuk tidak menjadi orang-orang malas. Selain itu, Allah jualah yang akan menjaga hati kita dalam beribadah. Semoga kita semua menjadi bagian dari mereka yang memperoleh kesempatan sebagai hamba yang senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya. Baraka Allahu li wa lakum, Amin ya Rabb al-‘Alamin.
tips merawat rambut rontok
Untuk beberapa, rambut rontok adalah kondisi sementara sementara bagi orang lain, itu tidak bisa dihindari. Dalam beberapa kasus, dapat menjadi tanda bahwa Anda menderita dari hal-hal seperti stres, ketidakseimbangan hormon atau infeksi. Meskipun rambut rontok lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita, itu tidak berarti bahwa metode pencegahan rambut rontok akan berbeda. Berikut adalah beberapa tips pencegahan rambut membantu kerugian yang harus Anda ikuti untuk menikmati rambut yang sehat.
Pencegahan Rambut Rontok Tips # 1: Hindari Stres
Orang yang menderita stres yang ekstrim biasanya akan mengalami rambut rontok, meskipun bersifat sementara. Namun, akan lebih baik jika Anda mencoba untuk de-stress hidup Anda untuk mencegah rambut rontok. Anda dapat memulai dengan memastikan bahwa Anda mendapatkan cukup tidur atau makan diet yang tepat. Olahraga juga akan membantu Anda menyingkirkan stres kerja yang terkait.
Pencegahan Rambut Rontok Tips # 2: Berhenti Menggunakan Kimia kaya rambut Produk
Jika Anda harus tahu, rambut Anda bisa rusak oleh produk rambut yang mengandung bahan berbahaya. Mendapatkan rambut sering dicat atau memiliki itu dikeriting juga dapat mengakibatkan rambut rontok. Bahkan penggunaan shampo dan produk lainnya seperti penata rambut, gel atau mousse spray dapat merusak rambut Anda, yang menyebabkan rambut rontok. Jika mungkin, pilih produk rambut yang dibuat dari bahan-bahan alami seperti buaya, rosemary vera dan bijak.
Pencegahan Rambut Rontok Tips # 3: Jenis Jadilah untuk Rambut Anda
Menundukkan rambut Anda untuk pekerjaan pewarna sering serta gaya rambut yang rumit mungkin melakukan membahayakan folikel rambut Anda. Jika anda serius tentang pencegahan rambut rontok, Anda harus memastikan bahwa Anda tidak kejam untuk rambut Anda.
Pencegahan Rambut Rontok Tips # 4: Mengenal Sejarah Keluarga Anda
Kehilangan rambut Anda tidak bisa dihindari jika berjalan di dalam keluarga Anda. Pria, khususnya, diketahui menderita kebotakan pola pria, yang telah didirikan untuk menjadi kondisi turun temurun. Jika Anda memiliki riwayat keluarga kehilangan rambut, akan lebih bijak bahwa Anda mulai merawat rambut Anda sedini mungkin dan tidak menunggu rambut rontok menjadi benar-benar buruk.
Pencegahan Rambut Rontok Tips # 5: Konsultasi Ahli Rambut Rontok
Tentu saja, semua tips ini akan sia-sia jika Anda tidak akan meminta pendapat profesional dari para ahli rambut rontok. Para profesional ini pasti bisa membantu Anda dengan rencana pencegahan rambut rontok Anda.
Pencegahan Rambut Rontok Tips # 1: Hindari Stres
Orang yang menderita stres yang ekstrim biasanya akan mengalami rambut rontok, meskipun bersifat sementara. Namun, akan lebih baik jika Anda mencoba untuk de-stress hidup Anda untuk mencegah rambut rontok. Anda dapat memulai dengan memastikan bahwa Anda mendapatkan cukup tidur atau makan diet yang tepat. Olahraga juga akan membantu Anda menyingkirkan stres kerja yang terkait.
Pencegahan Rambut Rontok Tips # 2: Berhenti Menggunakan Kimia kaya rambut Produk
Jika Anda harus tahu, rambut Anda bisa rusak oleh produk rambut yang mengandung bahan berbahaya. Mendapatkan rambut sering dicat atau memiliki itu dikeriting juga dapat mengakibatkan rambut rontok. Bahkan penggunaan shampo dan produk lainnya seperti penata rambut, gel atau mousse spray dapat merusak rambut Anda, yang menyebabkan rambut rontok. Jika mungkin, pilih produk rambut yang dibuat dari bahan-bahan alami seperti buaya, rosemary vera dan bijak.
Pencegahan Rambut Rontok Tips # 3: Jenis Jadilah untuk Rambut Anda
Menundukkan rambut Anda untuk pekerjaan pewarna sering serta gaya rambut yang rumit mungkin melakukan membahayakan folikel rambut Anda. Jika anda serius tentang pencegahan rambut rontok, Anda harus memastikan bahwa Anda tidak kejam untuk rambut Anda.
Pencegahan Rambut Rontok Tips # 4: Mengenal Sejarah Keluarga Anda
Kehilangan rambut Anda tidak bisa dihindari jika berjalan di dalam keluarga Anda. Pria, khususnya, diketahui menderita kebotakan pola pria, yang telah didirikan untuk menjadi kondisi turun temurun. Jika Anda memiliki riwayat keluarga kehilangan rambut, akan lebih bijak bahwa Anda mulai merawat rambut Anda sedini mungkin dan tidak menunggu rambut rontok menjadi benar-benar buruk.
Pencegahan Rambut Rontok Tips # 5: Konsultasi Ahli Rambut Rontok
Tentu saja, semua tips ini akan sia-sia jika Anda tidak akan meminta pendapat profesional dari para ahli rambut rontok. Para profesional ini pasti bisa membantu Anda dengan rencana pencegahan rambut rontok Anda.
Langganan:
Postingan (Atom)